Khilaf
merah pipimu
bukan karena pujianku
tesengal-sengal nafasmu
bukan karena kecupanku
bukan karena pujianku
tesengal-sengal nafasmu
bukan karena kecupanku
kutunduk lesu melihat tanganku
kenapa aku bisa begitu
Kuredakan emosiku
kenapa aku bisa begitu
Kuredakan emosiku
dengan berjuta sesal ku
rasa sesak mendengar keluhanmu
menagih semua janji yang ku ucap dulu
menderita kau kini karenaku
menagih semua janji yang ku ucap dulu
menderita kau kini karenaku
kuseret kau dalam bebanku
ku tak tau kenapa
rasa emosiku bercampur dengan sikapmu
rasa benciku bukan penyesalan memilihmu
ku tak tau kenapa
rasa emosiku bercampur dengan sikapmu
rasa benciku bukan penyesalan memilihmu
janganlah menangis
tersenyumlah
karena aku sangat menyayangimu
tersenyumlah
karena aku sangat menyayangimu
bunga dalam rumah kaca
semakin terasa sakit
menggenggam bunga mawar
yang aku petik pagi tadi
semasi ia berbinar
menggenggam bunga mawar
yang aku petik pagi tadi
semasi ia berbinar
pesona aromanya
yang harum meraba kalbu
masuk mengelitik hati
menjadi hiasan cantik hitamku
yang harum meraba kalbu
masuk mengelitik hati
menjadi hiasan cantik hitamku
bunga di rumah kaca
pesolek warnamu yang berani
timbulkan ketakutan sendiri
untuk menjaga merawatmu
pesolek warnamu yang berani
timbulkan ketakutan sendiri
untuk menjaga merawatmu
hai hujan
aku lihat kau menderu
menutupi mentari dengan kilatmu
kau merusak bunga di rumahku
aku lihat kau menderu
menutupi mentari dengan kilatmu
kau merusak bunga di rumahku
terbingkis sedihmu
yang terus mencurahkan tetesmu
isyaratkan senyum
namun kemana kau terjaga
yang terus mencurahkan tetesmu
isyaratkan senyum
namun kemana kau terjaga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar